Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat
kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya
jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah
rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan
ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran
tersebut. Para penduduk Pompeii, telah lama terbiasa dengan getaran
kecil, namun pada 5 Februari 62 terjadi gempa bumi yang hebat yang
menimbulkan kerusakan yang cukup besar di sekitar teluk itu dan
khususnya terhadap Pompeii. Dimana itu adalah peringatan dari Allah,
dengan bencana-bencana kecil lalu kemudian tidak mereka indahkan, dan
terlena dengan kemaksiatan.
Dimana kemaksiatan ialah
pelanggaran terhadap hukum Allah, dan ketiadaan peringatan tentang
pencegahan terhadap kemaksiatan itu sendiri ini tentu menjadi pelajaran
untuk kita.
Gempa lainnya, yang lebih ringan, terjadi pada Th
64,Agustus tahun 79, sebenarnya peringatan bahwa akan terjadi bencana
besar sudah mulai nampak dengan ditandainya aktifitas getaran - getaran
ringan yang semakin kontinyu dan mata air dan sumur-sumur mulai
mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus
79,namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore
hari tanggal 24 Agustus, terjadilah letusan gunung Vesuvius.
Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan
daerah-daerah pemukimanlainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan
Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Bagaimana bisa terjadi
ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?
Dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari
keganasan letusan Vesuvius.
Hampir bisa dipastikan bahwa para
penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana
yang sangat sekejap tersebut, ini terlihat dari jasad - jasad mereka
yang masih utuh membatu menunjukkan bahwa posisi jasad yang sedemikian
alami tanpa menampakkan sebuah bahasa tubuh dan raut muka orang - orang
yang sedang mengalami histeria masal, mendapatkan teror maut dan
kebingungan.
Diantaranya banyak ditemukan wajah mereka terlihat
berseri-seri,sedang tertidur,duduk dengan posisi normal, dan sedang
melaksanakan aktivitas seperti biasanya, bahkan ditemukan jasad dari
satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik
tersebut.
Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya
terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling
mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama,
dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks).
Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih belia.
Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan
dengan raut muka yang masih utuh. Namun secara umum, raut-raut muka
mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi
datang secara tiba-tiba dalam sekejab kemudian merenggut nyawa seketika
itu.
Selama 16 Abad kota ini menghilang,debu tebal menutupi dua
buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius, Sebenarnya
kota ini telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama
Fontana yang menggali sebuah jalan baru untuk sungai Sarno,namun ada
dugaan yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko erotis
selama penggalian yang dilakukannya, namun karena norma-norma kesopanan
yang amat kuat saat itu ia mengubur fresko-fresko itu kembali.
Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain
sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan
suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali,150 tahun kemudian
barulah dilakukan kembali upaya penggalian kota dari timbunan tanah.
Memang apa yang terjadi kepada orang-orang kota itu benar-benar identik
dengan ayat berikut ini, Tuhan memberkati dan meninggikan Dia
mengatakan: (Jadi, ketika mereka melupakan (peringatan itu) dengan yang
mereka telah mengingatkan, Kami membuka bagi mereka pintu-pintu setiap
(menyenangkan) hal, sampai di tengah-tengah kesenangan mereka dalam apa
yang mereka diberikan, tiba-tiba, Kami membawa mereka (sebagai hukuman),
sehingga Mereka! terjun ke kehancuran dengan penyesalan yang mendalam
dan penderitaan .* sehingga akar orang-orang yang lalim terputus Dan
semua pujian dan ucapan terima kasih kami kepada Allah, Tuhan ‘alamin
(manusia, jin, dan semua yang ada) (QS. Al-An’am-ayat 44-45).
Kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii pada 1748.
Banyak ditemukan bangunan - bangunan yang masih dapat di ketahui jejak
arsitekturnya, bahkan mozaik - mozaik dan lukisan dindingpun masih dapat
dinikmati, bahkan situs kota kuno ini secara keseluruhan termasuk
struktur topografinya dapat diketahui dengan pasti tanpa memerlukan
modifikasi atau penambahan.
Menyikapi kejadian aneh dibalik
bencana dan tragedi yang terjadi di Pompeii, opini orangpun terbelah
menjadi 2 banyak orang,alih - alih seseorang dengan pola pikir
sekuler,tentunya menganggap kejadian ini hanyalah sebuah bencana dan
kejadian alam saja, akan tetapi tak kalah banyak juga dari kalangan
awam.
Musibah adalah sesuatu hal yang tak bisa kita prediksi
kapan dan dimana dan kepada siapa akan menimpa. Kewajiban kita sebagai
seorang mukmin adalah selalu berdoa minta perlindungan kepada Allah
taala Yang Maha Rahim agar kita terhindar dari musibah.
Rasulullah s.a.w dengan berbagai macam cara selalu menghimbau
orang-orang mu’min supaya mereka senantiasa ingat kepada Tuhan agar
mereka selalu mendapat limpahan rahmat kasih sayang Allah taala. Azab
yang bertubi-tubi turun berupa bencana-bencana alam yang telah menimpa
kaum-kaum terdahulu, banyak negeri porak-poranda dan hancur luluh
sehingga meninggalkan hanya nama dan bekas-bekasnya saja. Beliau s.a.w
sangat merasa khawatir jangan-jangan disebabkan sesuatu kesalahan azab
seperti itu turun pula menimpa mereka yang telah beriman kepada beliau
s.a.w atau orang-orang yang tinggal disekitar kampung halaman beliau
s.a.w.
Maka dari itu kapan saja saat beliau melihat ada angin
bertiup kencang atau hujan lebat turun, beliau segera memohon
perlindungan kepada Allah s.w.t dan berdo’a agar Dia menurunkan kasih
sayang-Nya. Dan beliau s.a.w menghimbau orang-orang mukmin juga untuk
memohon kasih sayang-Nya, agar angin yang sedang bertiup kencang atau
hujan yang sedang turun dengan derasnya itu jangan menjadi azab bagi
mereka. Maka bila saja terjadi angin badai atau angin kencang bertiup
atau hujan turun dengan derasnya maka beliau s.a.w segera memohon
perlindungan dan kasih sayang Allah s.w.t.
Terdapat hadits yang
diriwayatkan oleh Hadzrat Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w
bersabda : “Sekali-kali janganlah kamu mengutuki angin karena angin juga
pembawa rahmat Allah s.w.t disamping ia membawa azab. Akan tetapi
mintalah kebaikan dari angin itu kepada Allah s.w.t dan mohonlah
perlindungan kepada-Nya dari keburukannya.”
Utbah bin Rawahah
mendengar dari Aisyah r.a. katanya: “Apabila angin bertiup kencang atau
nampak ada awan tebal diatas langit, maka muka Rasulullah s.a.w nampak
segera berubah, sebentar duduk sebentar berjalan, beliau s.a.w
mondar-mandir dalam keadaan gelisah dan khawatir takut kalau-kalau angin
atau awan itu membawa azab. Apabila hujan sudah turun beliaupun nampak
gembira, kegelisahanpun perlahan-lahan menghilang.”
Kata Aisyah
r.a, diwaktu itu beliau s.a.w bersabda : “Aku merasa takut
jangan-jangan azab turun bersama angin atau awan itu yang akan menimpa
ummatku”. Apabila beliau melihat hujan sudah turun, beliau bersabda :
“Alhamdulillah ini rahmat Allah turun!”
Wujud Rasulullah s.a.w
dari ujung rambut sampai ujung kaki semata-mata rahmat bagi semua
makhluk Allah s.w.t. Beliau sendiri berdo’a untuk semua dan mengajarkan
juga do’a-do’a itu yang harus diamalkan oleh ummat beliau. Apabila ada
angin atau badai bertiup kencang bacalah do’a ini:
اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا اُرْسِلَتْ بِهِ
وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا فِيْهَا وَشَرِّمَا اُرْسِلَتْ بِهِ
Artinya : “Ya Allah aku memohon kebaikannya dan kebaikan yang ada
didalamnya dan kebaikan yang diturunkan bersamanya. Dan aku berlindung
kepada Engkau dari keburukannya dan dari keburukan yang ada didalamnya
dan dari keburukan yang diturunkan bersamanya.”
اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَ تَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجْاَتِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَتِكَ
Artinya :“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari hilangnya ni’mat
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan dari berubahnya kesehatan
yang telah Engkau anugerahkan padaku, dan dari azab Engkau yang
datangnya secara tiba-tiba dan aku berlindung kepada Engkau dari semua
perkara yang menimbulkan kemurkaan Engkau.”